Not What I Expected...
Well, mungkin ini judul yang bisa dikatakan tepat dengan apa yang akan saya utarakan kali ini. Sejak dulu jujur saya suka dengan segala aktifitas pergerakan. Dulu saya pernah mengikuti kegiatan menuntut hak siswa dan penolakan pembayaran SPP siswa yang terhitung terbesar di Kabupaten saya. Padahal Sekolah saya dulu adalah sekolah negeri dan bukan swasta tapi dalam hal pembayaran sangat "homina hominaaa"
Ya, jujur sampai sekarang saya masih cinta akan aktifitas seperti itu. Ea.
Awal kuliah, saya berasumsi organisasi internal kampus itu berorientasi kepada nilai-nilai pergerakan mahasiswa. Misal mengawal kebijakan-kebijakan yang dilakukan birokrasi didalam kampus maupun diluar kampus. Ya setidaknya ada peran penting yang harus diperankan oleh organisasi internal tersebut misal dalam bidang sosial dan politik. Minimal ada peran strategis yang diperankan oleh organisasi internal tersebut seperti menyuarakan aspirasi, menuliskan opini dan memberikan gagasan dengan tujuan memberi solusi terhadap permasalahan yang ada di kampus ataupun di negeri. Itu asumsi awal saya. tapi setelah saya terjun langsung kedalamnya apa yang saya dapat?
Not what i expected. ya, tidak seperti apa yang saya harapkan. Asumsi-asumsi saya buyar seketika saat terjun didalamnya. Awal menjadi mahasiswa baru saya bergabung dengan salah satu organisasi di kampus. Bangga bukan main saya rasa saat itu. Entah karena saking bodohnya atau polosnya saya, saat itu saya tidak merasa ada yang aneh dalam organisasi tersebut. Saya bangga. Saya merasa hebat dibanding teman yang lain karena di awal perkuliahan saja saya sudah bisa masuk organiasasi seperti ini.
Waktu berlalu, masih saja saya tidak sadar. Mungkin karena saya terlalu bodoh dan polos tapi punya rasa ingin belajar yang kuat. Saya lakoni berbagai aktifitas didalam organisasi tersebut dengan senang hati. Masih dalam keadaan polos. Tapi seiring waktu berjalan saya makin tidak mengerti esensi beberapa kegiatan yang saya lakoni. Tapi karena sudah terlanjur masuk, saya tetap manfaatkan dengan baik panggung yang sudah diberikan tersebut walaupun panggung tersebut tidak seperti apa yang saya harapkan.
Organisasi berikutnya yang saya ikuti pun begitu, walaupun secara kegiatan saya rasa masih memiliki beberapa esensi. But still, It's not what i expected. Sempat beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan salah satu teman dari jurusan lain. Dia komplain tentang berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh himpunan jurusannya. Dia mengatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan himpunannya jauh dari esensi dan jauh dari apa yang seharusnya diterapkan. Dia juga bercerita bagaimana bobroknya isi kepanitian tiap kegiatan yang ada. Dari pencarian dana untuk kegiatan yang sampai menyentuk puluhan sampai ratusan juta. Sampai setiap panitia yang ada dituntut untuk merelakan uang pribadi mereka dipakai untuk menutupi dana yang kurang.
Mungkin itu yang sempat saya rasakan di organisasi awal perkuliahan. Dia satu-satunya anak dari jurusan lain yang sering saya lihat menghadiri kegiatan yang diselenggarakan himpunan saya. Dia mengakui dirinya iri dengan himpunan jurusan saya karena kegiatan yang dibuat oleh himpunan saya lebih beresensi dibanding dengan jurusannya. Walaupun saya pribadi mengakui ada beberapa kegiatan yang masih tidak masuk diakal saya dan masih saya pertanyakan ranahnya di jurusan saya.
Benar saja, sampai sekarang organisasi-organisasi yang saya ikuti masih jauh dari ekspetasi saya. Saya masih merasa organisasi tersebut tidak memainkan peran sesungguhnya. Hanya segelintir peran yang diperankan tapi itupun bukan peran strategis yang seharusnya. Saya merasa masih banyak masalah yang ada dikampus tapi tidak bisa ditampung oleh organisasi tersebut. Jauh dari apa yang saya harapkan yaitu 'pergerakan, perjuangan,' Sesuatu yang mendorong mahasiswa menjadi progresif revolusioner.
Saya minta maaf jika dalam tulisan saya kali ini ada pihak yang merasa tersinggung. Saya hanya menuliskan apa yang saya tahu dan rasakan. Bukan, saya tidak mengatakan saya tidak suka dengan organisasi-organisasi yang telah saya masuki. Saya pun tidak menyesali telah masuk kedalamnya. Saya senang bisa mengenal banyak orang hebat dalam organisasi-organisasi tersebut yang berkompeten pada bidangnya. Saya senang bisa menemukan keluarga kecil didalam organisasi tersebut yang sampai sekarang masih bisa saya singgahi walaupun sudah lengser dari organisasi tersebut. Saya berterima kasih. Saya pun tidak bisa menjadi diri saya yang sekarang tanpa adanya kalian.
-Marsha Dhita Pytaloka (Kamis, 1 November 2016)
Not what i expected. ya, tidak seperti apa yang saya harapkan. Asumsi-asumsi saya buyar seketika saat terjun didalamnya. Awal menjadi mahasiswa baru saya bergabung dengan salah satu organisasi di kampus. Bangga bukan main saya rasa saat itu. Entah karena saking bodohnya atau polosnya saya, saat itu saya tidak merasa ada yang aneh dalam organisasi tersebut. Saya bangga. Saya merasa hebat dibanding teman yang lain karena di awal perkuliahan saja saya sudah bisa masuk organiasasi seperti ini.
Waktu berlalu, masih saja saya tidak sadar. Mungkin karena saya terlalu bodoh dan polos tapi punya rasa ingin belajar yang kuat. Saya lakoni berbagai aktifitas didalam organisasi tersebut dengan senang hati. Masih dalam keadaan polos. Tapi seiring waktu berjalan saya makin tidak mengerti esensi beberapa kegiatan yang saya lakoni. Tapi karena sudah terlanjur masuk, saya tetap manfaatkan dengan baik panggung yang sudah diberikan tersebut walaupun panggung tersebut tidak seperti apa yang saya harapkan.
Organisasi berikutnya yang saya ikuti pun begitu, walaupun secara kegiatan saya rasa masih memiliki beberapa esensi. But still, It's not what i expected. Sempat beberapa hari yang lalu saya berdiskusi dengan salah satu teman dari jurusan lain. Dia komplain tentang berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh himpunan jurusannya. Dia mengatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan himpunannya jauh dari esensi dan jauh dari apa yang seharusnya diterapkan. Dia juga bercerita bagaimana bobroknya isi kepanitian tiap kegiatan yang ada. Dari pencarian dana untuk kegiatan yang sampai menyentuk puluhan sampai ratusan juta. Sampai setiap panitia yang ada dituntut untuk merelakan uang pribadi mereka dipakai untuk menutupi dana yang kurang.
Mungkin itu yang sempat saya rasakan di organisasi awal perkuliahan. Dia satu-satunya anak dari jurusan lain yang sering saya lihat menghadiri kegiatan yang diselenggarakan himpunan saya. Dia mengakui dirinya iri dengan himpunan jurusan saya karena kegiatan yang dibuat oleh himpunan saya lebih beresensi dibanding dengan jurusannya. Walaupun saya pribadi mengakui ada beberapa kegiatan yang masih tidak masuk diakal saya dan masih saya pertanyakan ranahnya di jurusan saya.
Benar saja, sampai sekarang organisasi-organisasi yang saya ikuti masih jauh dari ekspetasi saya. Saya masih merasa organisasi tersebut tidak memainkan peran sesungguhnya. Hanya segelintir peran yang diperankan tapi itupun bukan peran strategis yang seharusnya. Saya merasa masih banyak masalah yang ada dikampus tapi tidak bisa ditampung oleh organisasi tersebut. Jauh dari apa yang saya harapkan yaitu 'pergerakan, perjuangan,' Sesuatu yang mendorong mahasiswa menjadi progresif revolusioner.
Saya minta maaf jika dalam tulisan saya kali ini ada pihak yang merasa tersinggung. Saya hanya menuliskan apa yang saya tahu dan rasakan. Bukan, saya tidak mengatakan saya tidak suka dengan organisasi-organisasi yang telah saya masuki. Saya pun tidak menyesali telah masuk kedalamnya. Saya senang bisa mengenal banyak orang hebat dalam organisasi-organisasi tersebut yang berkompeten pada bidangnya. Saya senang bisa menemukan keluarga kecil didalam organisasi tersebut yang sampai sekarang masih bisa saya singgahi walaupun sudah lengser dari organisasi tersebut. Saya berterima kasih. Saya pun tidak bisa menjadi diri saya yang sekarang tanpa adanya kalian.
-Marsha Dhita Pytaloka (Kamis, 1 November 2016)
No comments:
Post a Comment